Wednesday, December 03, 2008

independence oh independence

Independensi…

Gerakan mahasiswa dewasa ini generally adalah perpanjangan dari suatu gerakan politik tertentu. Gue sendiri ngalamin ini waktu di bandung dulu. Jadi memang dewasa ini gerakan mahasiswa jauh dari independensi. Mereka bisa bersuara lantang jika kalangan eksekutif menyimpang, tetapi diam seribu bahasa jika kalangan yudikatif yang tidak benar. Kita semua tahu system DPR Negara ini seperti apa, and such system is still running this time. Hebatnya mahasiswa hampir tidak bersuara untuk membenahi system premanisme DPR.

Tentang Budi Utomo, frankly speaking, ada bukti2 sejarah yang mengatakan bahwa Budi Utomo merupakan perpanjangan tangan sebuah kelompok yang berusia ratusan tahun yang sekarang membidani apa yang disebut dengan tatanan dunia baru (baca: kapitalisme) yang menimbulkan krisis dewasa ini dan krisis yang kita alami 10 tahun lalu. Fakta sejarah itu sebetulnya merupakan komoditas politik penguasa yang sedang berkuasa, and therefore we should be very careful to talk about this.

And sebetulnya Budi Utomo bukan yang pertama berdiri. Organisasi sejenis telah establish sebelum Budi Utomo berdiri. Sekali lagi ini adalah fakta sejarah dan butuh sumber yang lebih capable untuk pertanyaan lebih jauh. Only god knows. Wallahu’alam bisshawab.

Independensi…

Indonesia sebenarnya tidak pernah merdeka. Proklamasi 17 Agustus itu hanyalah kemerdekaan secara fisik. Setelah itu negeri ini mengalami sejarah kelam dengan berbagai pengaruh masuknya ideologi2 dari luar. Mungkin hanyalah pada era Bung Karno sajalah negeri ini cukup balans dalam mengakomodir berbagai ideology sehingga terciptalah suatu equilibrium politik dimana Bung Karno bertindak sebagai center point nya. Ketika konspirasi 65-66 muncul, center point itu runtuh dan sebagai efeknya muncul konstelasi baru pada era Soeharto, yaitu kapitalisme dan militerisme.

Pada era Bung Karno, ekonomi stagnan karena bangsa ini masih mencari bentuk. Namun pada era Soeharto ekonomi menjadi booming karena derasnya modal asing yang masuk melalui system kapitalisme (kapital = modal). Pada era ini tercipta suatu kohesi sosial dibawah payung pertumbuhan ekonomi dan booming minyak. Soeharto menerapkan suatu control ketat terhadap sector ekonomi mikro dengan berbagai kebijakan yang controversial. Masih ingat BPPC untuk petani cengkeh?

Namun ternyata fundamental ekonomi pada era ini sangat rapuh dan berpuncak pada krisis 1998 lalu. Setelah era ini pun ternyata Indonesia masih belum banyak bergerak walaupun kita dibilang negeri maju soal demokrasi. Jadi sekarang, apakah sebenarnya system yang sedang kita anut ini relevan ataukah sama seperti dulu yang mempunyai banyak kekurangan?

Kita sudah cukup kenyang melihat berita perpecahan partai hanya karena salah satu kandidat ketua umum kalah dalam pemilihan ketua umum partai yang bersangkutan. Lalu berita tentang pilkada yang menghabiskan dana milyaran rupiah yang ternyata hanya memilih orang yang akan melakukan korupsi?

Masih segar di kepala kita tentang jargon kampanye salah satu kandidat gubernur DKI Jakarta yang menyebutkan “Jakarta? Serahkan pada ahlinya!!”, dan ternyata ketika beliau naik jabatan menyatakan tidak punya solusi jangka pendek atas kemacetan akibat pembangunan jalur busway koridor 8-10, dan mengizinkan semua kendaraan bermotor untuk melintas di jalur busway pada waktu itu.

Setiap pemimpin baru yang terpilih akan memulai programnya dari awal dan menafikan program yang telah dibuat sebelumnya. Sebagai hasil, kita tidak melihat overall progress bangsa ini menuju kemakmuran hidup.

Ternyata system yang sekarang hanya menjadikan rakyat Indonesia sebagai komoditas politik dari sebuah system yang berkiblat ke sebuah Negara adikuasa. System yang belum terbukti membawa kebaikan bagi rakyat Indonesia dan malah memecah belah kita. Rakyat kita masih gampang terhasut oleh contohnya jargon politik diatas…

Apakah kita akan terus-menerus terjebak dalam system orang lain sejak berabad2 lalu, ataukah kita akan menemukan system sendiri, atau akan mengadopsi system yang berhasil untuk kita? Kapankah kita akan benar-benar mendeklarasikan kemerdekaan kita? Kemerdekaan yang akan membawa kemakmuran luar dalam bagi negeri kita?

Wallahu’alam bisshawab… only God knows…

1 comment:

Emma Manson said...

Hai Bang Niko!
Emma here. you have been tagged. refer to my blog ok.